Anda tahu tombol backspace itu untuk apa kan? Ya benar, untuk menghapus goresan pena yang telah kita ketik. Kenapa kita harus menghindari menekan tombol backspace ketika menulis dengan keyboard? Ini bersahabat kaitannya dengan produktifitas. Dengan menghindari atau setidaknya meminimalkan penghapusan, maka kita sanggup menghasilkan lebih banyak goresan pena tanpa banyak membuang waktu.
Pernahkah sahabat merasa buntu ketika ingin menuangkan pikiran ke dalam bentuk tulisan. Bingung, mau dari mana dulu atau gundah kalimat pembuka menyerupai apa yang harus di tulis. Kemudian sahabat mencoba menuliskan kata-kata, tapi kemudian dihapus lagi, tulis lagi, hapus lagi alasannya dirasa kurang yummy dibaca. Belum hingga satu baris, kalimat eksklusif dihapus begitu saja, mengulang lagi dan lagi, hapus lagi, hingga akkhirnya anda buntu dan tidak jadi menghasilkan satu paragraf pun.
Setidaknya saya sendiri mengakui bahwa apa yang saya tuliskan di atas itu benar adanya, alasannya saya juga sering mengalaminya. Dengan menekan tombol backspace dan menghapus apa yang telah kita tulis, bahwasanya kita menyerupai secara tidak eksklusif telah melemahkan kinerja berpikir otak kita dalam merangkai kalimat.
Makara inilah pentingnya memisahkan antara aktivitas menulis itu sendiri dengan aktivitas mengedit. Menulis dan mengedit ialah aktivitas yang sanggup dibilang jauh berbeda. Menulis harus andalkan otak kanan, apa yang terlintas dalam pikiran tuliskan saja tanpa perlu banyak mikir balasannya akan manis atau jelek. Dan poleslah / perbaiki selanjutnya dengan tugas otak kiri di tahap editing atau penyuntingan.
Dengan mengikuti cara di atas, memisahkan aktivitas menulis dan mengedit, dengan salah satunya berusaha untuk menghindari menekan tombol backspace, maka produktifitas menulis kita akan dengan cepat meningkat. Anda akan menghasilkan lebih banyak goresan pena dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Makara belajarlah menulis dengan gaya mengalir menyerupai air, mengikuti apa yang kita pikirkan. Tanpa banyak mikir, tanpa banyak kritik goresan pena sendiri. Tak ubahnya menyerupai sedang berbicara, tidak perlu memikirkan dulu kalimatnya supaya tepat dulu gres bicara, uh sungguh niscaya akan memakan banyak waktu terbuah sia-sia. Ucapkan saja atau dalam hal ini, tuliskan saja. Jika ada yang salah tinggal edit dan poles sebelum dipublish. Simple.
Satu lagi tips yang mungkin sanggup membantu sahabat dalam menulis demi mendukung cara di atas ialah dengan terlebih dahulu menyetel warna font menjadi sama dengan warna background pada halaman entri, misal dibentuk putih. Sehingga ketika mengetikkan tulsan di keyboard tidak akan terlihat abjad yang muncul, alasannya tersamarkan sehabis diganti wana abjad dengan warna background. Dengan cara menyerupai ini, anda sanggup dengan mengalir menuliskan apa yang adna pikirkan, tanpa memikirkan akan banyak salahnya. Tulislah mengalir, minimal di 10 menit pertama. Sekali lagi hindari dan jangan tekan tombol backspace atau delete. Jangan biarkan otak kita berhenti terlalu usang dan waktu menjadi tidak efektif alasannya seringnya kita hapus dan tulis ulang kalimat yang kita ketik.
Barulah nanti kalau diarasa sudah beres nulisnya, ubah lagi warna font nya menjadi warna hitam kembali. Dan lihatlah hasilnya, mungkin akan banyak kata yan typo dna kalimat yang kurang yummy dibaca. Tapi tidak apa-apa kan masih sanggup diedit sebelum dipositing.
Posting Komentar